ASUHAN KEGAWATDARURATAN
MATERNAL
“PREEKLAMSI”
Disusun Oleh :
RISKA UTAMI
13.01.0241
AKADEMI KEBIDANAN DHARMA PRAJA BONDOWOSO
BONDOWOSO
2015
PREEKLAMSI
PENGERTIAN
1.
Pre-eklampsia
merupakan penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang
timbul karena kehamilan (prof. Dr. Hanifa wiknjosastro, DSOG,dkk,1999:282)
2.
Pre
eklamsia adalah keadaan dimana hipertensi disertai dengan proteinuria, edema
atau kedua-duanya yang terjadi akibat kehamilan setelah minggu ke 20 atau
kadang-kadang timbul lebih awal bila terdapat perubahan hidatidiformis yang
luas pada vili dan korialis (Mitayani, 2009).
3.
Preeklamsi
adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan edema yang
timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke tiga
pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa.
(Rukiyah, 2010).
4.
Pre
eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinnuria dan atau edema
setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini
dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas. (Sujiyatini,
2009).
5.
Pre
eklamsia dapat dideskripsikan sebagai kondisi yang tidak dapat diprediksi dan
progresif serta berpotensi mengakibatkan disfungsi dan gagal multi organ yang
dapat mengganggu kesehatan ibu dan berdampak negative pada lingkungan janin.
(Boyle M, 2007).
KLASIFIKASI
Menurut Mochtar (2007), Dibagi menjadi dua
golongan, yaitu :
1.
Pre-eklamsia ringan, bila
disertai keadaan sebagai berikut
a.
Tekanan darah 140/90 mmHg
atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang: atau kenaikan
diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara
pengukuran sekurang-kurangnya pada dua kali pemeriksaan dengan jarak 1
jam,sebaiknya 6 jam.
b.
Edema umum, kaki jari
tangan, dan muka, atau kenaikan berat badan ≥ 1 kg per minggu.
c.
Proteinuria
kwantitatif ≥ 0,3 gr per liter,kwalitatif 1+ atau 2+ pada urin kateter
atau midstream.
2.
Pre-eklamsia berat, bila
disertai keadaan sebagai berikut :
a.
Tekanan darah 160/110 mmHg
atau lebih.
b.
Proteinuria ≥ 5gr per
liter.
c.
Oliguria, yaitu jumlah urin
kurang dari 500 cc per 24 jam.
d.
Adanya gangguan serebral,
gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium.
e.
Terdapat edema paru dan
sianosis.
PERUBAHAN
PADA ORGAN-ORGAN
Menurut Mochtar (2007) pada penderita
preeklamasi dapat terjadi perubahan pada organ-organ, antara lain :
1.
Otak
Pada
pre-eklamsia aliran darah dan pemakaian oksigen tetap dalam batas-batas normal.
Pada eklamsia, resistensi pembuluh darah meninggi, ini terjadi pula pada
pembuluh darah otak. Edema yang terjadi pada otak dapat menimbulkan kelainan
serebral dan gangguan visus, bahkan pada keadaan lanjut dapat terjadi
perdarahan.
2.
Plasenta dan rahim
Aliran
darah menurun ke plasenta dan menyebabkan gangguan plasenta, sehingga terjadi
gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan oksigen terjadi gawat janin.
Pada pre-eklamsia dan eklamsiasering terjadi peningkatan tonus rahim dan
kepekaanya terhadap rangsang, sehingga terjadi partus prematus.
3.
Ginjal
Filtrasi
glomerolus berkurang oleh karena aliran ke ginjal menurun. Hal ini menyebabkan filtrasi
natrium melalui glomerolus menurun, sebagai akibatnya terjadilah retensi garam
dan air. Filtrasi glomerolus dapat turun sampai 50% dari normal sehingga pada
keadaan lanjut dapat terjadi oliguria dan anuria.
4.
Paru-paru
Kematian
ibu pada pre-eklamsia dan eklamsia biasanya disebabkan oleh edema paru yang
menimbulkan decompensasi cordis. Bisa pula karena terjadinja aspirasi pnemonia,
atau abses paru.
5.
Mata
Dapat
dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Bila terdapat hal-hal
tersebut, maka harus di curigai terjadinya pre eklamsia berat. Pada eklamsia
dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan odema intra-okuler dan merupakan
salah satu indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan. Gejala lain yang dapat
menunjukkan tanda pre-eklamsia berat adalah adanya skotoma, diplopia, dan
ambliopia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat
penglihatan di korteks serebri,atau di dalam retina.
6.
Keseimbangan air dan
elektrolit
Pada
pre-eklamsia ringan biasanya tidak dijumpai perubahan yang nyata pada
metabolisme air, elektrolit, kristaloit, dan protein serum. Jadi, tidak terjadi
gangguan keseimbangan elektrolit. Gula darah, kadar natrium bikarbonat dan pH
darah berada berada pada batas normal. Pada pre-eklamsia berat dan eklamsia,
kadar gula darah naik sementara, asam laktat dan asam organik lainya
naik,sehingga cadangan alkali akan turun. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh
kejang-kejang. Setelah konvulsi selesai zat-zat organik dioksidasi, dan
dilepaskan natrium yang lalu bereaksi dengan karbonik sehingga terbentuk
natrium bikarbonat. Dengan demikian cadangan alkalidapat kembali pulih normal.
TANDA DAN GEJALA
1.
Hipertensi
Gejala yang terlebih dahulu timbul ialah hipertensi yang terjadi secara tiba-tiba, sebagai batas diambil tekanan darah sistolik 140 mmHg dan diastolik 90 mmHg, tapi juga kenaikan sistolik 30 mmHg atau diastolik 15 mmHg diatas tekanan yang biasa merupakan petanda.
Gejala yang terlebih dahulu timbul ialah hipertensi yang terjadi secara tiba-tiba, sebagai batas diambil tekanan darah sistolik 140 mmHg dan diastolik 90 mmHg, tapi juga kenaikan sistolik 30 mmHg atau diastolik 15 mmHg diatas tekanan yang biasa merupakan petanda.
Tekanan darah sistolik dapat mencapai
180 mmHg dan diastolik 110 mmHg, tetapi jarang mencapai 200 mmHg. Jika tekanan
drah melebihi 200 mmHg maka sebabnya biasanya hipertensi asensial.
2.
Oedem
Timbulnya oedem didahului oleh pertambahan berat badan yang berlebihan. Pertambahan berat 0,5 kg pada seseorang yang hamil dianggap normal, tetapi jika mencapai 1kg per minggu atau 3 kg dalam satu bulan , preeklampsi harus dicurigai. Oedem ini tidak hilang dengan istirahat.
Timbulnya oedem didahului oleh pertambahan berat badan yang berlebihan. Pertambahan berat 0,5 kg pada seseorang yang hamil dianggap normal, tetapi jika mencapai 1kg per minggu atau 3 kg dalam satu bulan , preeklampsi harus dicurigai. Oedem ini tidak hilang dengan istirahat.
3.
Proteinuria
Proteinuria didefinisikan sebagai konsentrasi protein sebesar 0.19/L (> positif 2 dengan cara dipstik) atau lebih dalam sekurang-kurangnya dua kali spesimen urin yang dikumpulkan sekurang-kurangnya dengan jarak 6 jam. Pada spesimen urin 24 jam. Proteinuria didefinisikan sebagai suatu konsentrasi protein 0,3 per 24 jam.
Proteinuria didefinisikan sebagai konsentrasi protein sebesar 0.19/L (> positif 2 dengan cara dipstik) atau lebih dalam sekurang-kurangnya dua kali spesimen urin yang dikumpulkan sekurang-kurangnya dengan jarak 6 jam. Pada spesimen urin 24 jam. Proteinuria didefinisikan sebagai suatu konsentrasi protein 0,3 per 24 jam.
4.
Gejala-gejala
subyektif
─
Sakit
kepala yang keras karena vasospasmus atau oedem otak.
─
Nyeri
ulu hati karena regangan selaput hati oleh haemorhagia atau oedem atau sakit
karena perubahan pada lambung.
─
Gangguan
penglihatan, penglihatan menjadi kabur. Gangguan ini disebabkan karena vasospasme,
oedem atau ablasioretina.
DIAGNOSIS
Menurut Mochtar (2007), Diagnosis ditegakkan
berdasarkan :
1. Gambaran
klinik : pertambahan berat badan yang berlebihan, edema, hipertensi, dan timbul
proteinuria.
Gejala subjektif : sakit
kepala didaerah frontal,nyeri epigastrium; gangguan visus; penglihatan kabur,
skotoma, diplopia; mual dan muntah. Gangguan serebral lainya : Oyong, reflek meningkat, dan tidak
tenang.
2. Pemeriksaan
: tekanan darah tinggi, refleks meningkat, dan proteinuria pada pemeriksaan
laboratorium.
KOMPLIKASI
1.
Rendahnya
aliran darah ke plasenta
Jika plasenta tidak mendapat oksigen
yang cukup, maka janin pun akan kekurangan oksigen dan kekurangan gizi,
sehingga pertumbuhan bayi terhambat dan dapat lahir dengan berat badan rendah.
2.
Lepasnya
plasenta dari rahim (Solusio Plasentae)
Preeklamsia dapat menyebabkan
plasenta lepas dari rahim sehingga terjadi perdarahan hebat yang mengancam
nyawa ibu dan janin.
3.
Sindroma
HELLP
HELLP merupakan singkatan dari
hemolisis (pecahnya sel darah merah), meningkatnya enzim hati, serta rendahnya
jumlah platelet/trombosit darah . HELLP sindrom dapat secara cepat mengancam
kehamilan. Gejalanya antara lain mual, muntah, nyeri kepala, dan nyeri perut
bagian kanan atas.
4.
Eklamsia
Eklamsia adalah kejang yang disertai dengan tekanan darah tinggi dan terdapat protein pada urin. Merupakan komplikasi preeklampsia yang sangat berat dimana pasien dapat mengalami penurunan kesadaran.
Eklamsia adalah kejang yang disertai dengan tekanan darah tinggi dan terdapat protein pada urin. Merupakan komplikasi preeklampsia yang sangat berat dimana pasien dapat mengalami penurunan kesadaran.
Komplikasi
di bawah ini biasanya terjadi pada preeklamsia dan eklampsia:
1.
Solusio
plasenta
2.
Payah:
ginjal,jantung,paru disebabkan edema,lever oleh karena nekrosis
3.
Pendarahan
otak
4.
Siendrom
HELLP: hemolisis,eleved lever enzyms,low platelet
5.
Kematian
ibu dan janin.
6.
Hypofibrinogenemia
7.
Kelainan
mata
8.
Nekrosif
hati.
9.
Kelainan
ginjal.
10.
Prematuritas,
dismaturitas, dan kematian janin intrauterina